Senin, 16 Agustus 2010

saya tidak melihat kesalahan itu || yang saya lihat hanyalah keegoisan

Ilham pulang dengan muka sedikit kusut dan agak ditekuk. Sepanjang perjalanan dari sekolah dia menggerutu tentang kejadian yang terjadi padanya hari ini. Ya, sebuah perselisihan dengan Rudi teman sebangukunya sendiri.
“Kenapa aku yang disalahkan? Padahal sudah jelas sekali dia yang salah” pikir ilham sepanjang perjalanan pulang.
*****
Sesampai di depan pintu, mukanyapun masih se “kecut” buah mangga muda. Tanpa disadari ia langsung nyelonong saja masuk melupakan kebiasaan mengucapkan salam.
“Eh, udah pulang nak?” 
“Ko ga salam dulu sih?”
“Ko mukanya kusut gitu?”
“kenapa? Ada masalah di sekolah?”  Tanya ibu dengan lembut yang kebetulan saat itu sedang duduk di ruangan tengah.
“Engga ada apa-apa bu” Jawab ilham dengan ketus sambil meninggalkan ibunya ke kamar.
**************
“Pah..Papah!”
“Anak kita kayaknya lagi punya masalah deh”
“Anak kita yang mana mah?” [oalah gara-gara kebanyakan anaknya kali.., ha.ha..ha..]
“Itu si ilham”
“Tahu dari mana mamah?” cetus papah.
“Tadi ga pas pulang sekolah ga biasanya dia masuk ga ngucapin salam”
“Terus mukanya juga agak kusut gitu”
“Pas mamah Tanya, jawabnya ketus gitu”
“Kira-kira ada apa yah Pah?”
“em…coba nanti papah ajak ngobrol dulu deh” sahut papah.
“Iya deh” mamah mengangguk sambil mengiyakan saran papah.
*****
“assalamualaikum…..”
“nak…”
“Ilham…papah boleh masuk?”
“waalaikumslam…iya pah bentar” jawab ilham dari dalam kamar yang keliatannya masih menaruh kesal karena kejadian di sekolah tadi.
“Gimana nak tadi sekolahnya?” Tanya Papah mengawali percakapan.
“biasanya aja Pah, ga ada yang aneh” cetus ilham dengan nada yang masih hampir sama ketusnya seperti tadi siang.
“Sama temen-temen gimana? Dapet temen baru lagi ga?”
“engga Pah, malahan tadi ada masalah sama temen” Ilhampun mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Papah.
“tadi sebenarnya di sekolah ******************** ”
************
Ilham bercerita panjang lebar tentang masalahnya dengan teman sebangkunya itu kepada papah. Dan sebagai papah ayng baik, saat itu dia memposisikan diri sebagai pendengar yang baik. Papah mendengarkan cerita ilham dari awal sampe akhir dengan seksama. Tanpa terasa ternyata sang buah hatinya sudah bercerita selama hampir dua jam. Dan sang Papah pun masih setia mendengarkannya tanpa berkomentar.
Setelah Ilham sudah mulai lelah bercerita, dan sudah bingung mau cerita apalagi kepada papaphnya; Papahpun mulai bicara.
“gini nak”
“Papah ngerti apa yang terjadi sama kamu”
“tapi papah tidak melihat mana yang salah, kamu atau temanmu itu?”
Sontak jawaban itupun mengagetkan ilham.
“Loh ko gitu sih Pah?”
“Kan udah jelas Rudi yang salah” sahut ilham dengan nada yang agak tinggi.
“gini..gini…”
“sebenarnya diantara kalian tidak ada masalah yang serius”
“daritadi, dari awal kamu bercerita Papah Cuma meilhat keegoisan dalam diri kalian masing-masing”
“keegoisan itulah yang menyebabkan kalian berselisih hanya karena masalah sepele”
“semuanya jadi seolah-olah besar hanya karena kegoisan kalian”
“coba bandingkan jika kmau sedikit mengurangi ego kamu, atau temen kamu yang mengurangi egonya. Pasti masalahnya akan cepat terselesaikan dan tidak akan menjadi sebesar ini” jawab papah dengan nada pelan dan penuh bijaksana.
“gini aja….besok kamu saja yang mengawali minta maaf sama Rudi”
“kan minta maaf duluan itu lebih baik, daripada menunggu maaf” imbuh papah.
“iya pah, besok ilham akan meminta maaf sama Rudi” jawab ilham.
Sekarang ilham mulai menyadari akar permasalahannya dan tidak bersih keras dengan pendapat awalnya tadi. Dia mulai menerima nasihat papahnya.
******
“ya sudah nak kalo masalahnya sudah jelas”
“sekarang sudah mau maghrib, coba bantu mamah di dapur buat nyiapain buka puasa” papah mengakhiri percapakan sambil meninggalkan kamar Ilham.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Quote:
“saya tidak melihat kesalahan diantara kalian, yang saya lihat hanyalah keegoisan dalam diri kalian masing-masing”
Saya setuju dengan kata-kata di atas. Terkadang masalah yang kita hadapi sangatlah sepele, dan kita juga belum tahu siapa yang salah. Namun keegoisan yang muncul dalam diri kita menutupi semuanya. Ego tersebut seolah-olah megajak kita untuk memenangkan keinginan sendiri.
 “aku ga salah ko”
“dia aja yang salah”
“padahal saya udah bener”
Kata-kata itulah yang sering muncul jika kita sedang dalam masalah.
Coba bandingkan jika kita mengurangi keegoisan kita. Tentu kita akan berpikir ulang, mengintrospeksi diri terlebih dahulu sebelum menuduh orang lain yang salah. Dan tentunya akan dengan mudah mengakui kesalahan sendiri jika memang diri kita yang salah.
Cobalah berpikir jernih, kita kesampingkan dulu ego masing-masing. InsyaAllah semua masalah akan dengan mudah teratasi.